PKL UNIMAS Mojokerto

PKL UNIMAS Mojokerto
Bedugul Bali

Selasa, 02 November 2010

Membaca ekstensif


PETUNJUK BELAJAR
Kegiatan prabaca :
 1.  Surveilah judul bacaan, gambar dan isi kedua bacaan berdasarkan skematamu    (pengalaman dan pengetahuanmu) sekilas (survei).
2.  Susunlah pertanyaan yang berhubungan dengan judul, gambar, dan isi kedua bacaan secara berkelompok (questioning) sebanyak 10 pertanyaan.
                                                                                
Kegiatan saatbaca:
1. Bacalah lebih mendetail secara kelompok (read) untuk mencari jawaban pertanyaan yang kalian susun,
2. Tukarlah pekerjaan kalian dengan kelompok lain untuk saling mengoreksi pertanyaan-jawaban kalian,
3. Carilah jawaban pertanyaan penuntun ini (a) ide pokok tiap paragraf kedua teks bacaan, (b)  perbedaan /persamaan dua bacaan tersebut, dan (recite) (c) isi ringkasan tiap bacaan dalam beberapa kalimat dengan bahasamu sendiri secara kelompok.
Bagilah tugas pertanyaan penuntun di atas secara rata dengan anggota kelompok kooperatifmu.
Misalnya, tugas no (a) dikerjakan satu orang, tugas no (b) dikerjakan satu orang, tugas no (c) dikerjakan oleh satu orang.
Bergabunglah dengan tiap kelompok yang mempunyai tugas sejenis untuk mendiskusikan tugasmu dalam diskusi ahli untuk mencari jawaban pertanyaan penuntun tersebut.
Kembalilah ke kelompok asalmu untuk melaporkan hasil perolehanmu dari diskusi ahli, dan tulislah secara lengkap jawaban nomor (a), (b), (c) secara individual.

Kegiatan pascabaca:
1.      a. Laksanakan (review) diskusi kelas dengan dipandu oleh gurumu untuk menyamakan konsep jawaban pertanyaan penuntun tersebut pada nomor 5 a, 5 b, dan 5 c setelah membaca ulang.
b.  Bila ada perbedaan pendapat klarifikasikan kepada gurumu.
c.   Laksanakan tes tertulis individual : tulislah isi ringkasan kedua bacaan dalam beberapa kalimat dengan bahasamu sendiri.




INFORMASI
TEKS 1
Kesehatan Perlu Dijadikan Tujuan Utama Pembangunan



Di sejumlah Negara ASEAN, kesehatan belum menjadi arus utama dalam pembangunan. Karena itu, setiap pemerintahan di ASEAN  harus diyakinkan untuk menjadikan kesehatan sebagai tujuan utama dalam pembangunan. Introduksi Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) sebagai salah satu ukuran kemajuan suatu Negara, menegaskan pentingnya kesehatan dalam rencana pembangunan nasional.
Demikian penekanan menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan, Basri Hasanuddin, pada pembukaan Pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN ke-5, Jumat (28/4) di Yogyakarta.
Kerja sama regional diyakini sebagai kunci kesiapan untuk memasuki era globalisasi dan liberalisasi perdagangan. Untuk menindaklanjuti “Visi ASEAN 2020” yang diadopsi para kepala Negara ASEAN dan memperkuat kerja sama untuk mencapai “ASEAN Sehat 2020”, sepuluh menteri kesehatan ASEAN mengadakan pertemuan pada 28-29 April 2000 di Yogyakarta. Pertemuan didahului oleh pertemuan para pejabat senior.
Basri Hasanuddin menggarisbawahi pentingnya kerja sama dan pentingnya bertukar pengalaman. “Dengan bertukar pengalaman kita bisa belajar dari kebijakan tiap-tiap Negara, pendekatan, pengetahuan, teknis, dan pengalaman. Saat ini tak ada satu pun Negara yang benar-benar independent. Dalam banyak hal, kita harus bekerja sama untuk mengatasi masalah dalam berbagai aspek dan dimensi, termasuk kesehatan, gizi, dan farmasi untuk menghadapi millennium mendatang,” ujarnya.
Sementara itu, Achmad Sujudi menjelaskan, meskipun antara tahun 1991-2000 tidak ada Pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN, ada pertemuan periodic subkomite kesehatan dan Gizi. Gugus Tugas tentang HIV/AIIDS kelompok kerja teknis bidang farmasi serta pertemuan mengenai berbagai masalah kesehatan lain. Pertemuan-pertemuan telah dilakukan, namun hasil pertemuan belum optimal.









Teks 2:
Kesehatan Harus Jadi Arus Utama Pembangunan


Kesehatan harus dipandang sebagai midstream pembangunan bersama pendidikan dan ekonomi. Kesehatan perlu dipandang sebagai investasi, bukan lagi sebagai cost atau biaya seperti yang dipahami saat ini. Hal itu dikemukakan Ketua Badan Pengurus Yayasan Indonesia Sehat 2010 (YIS 2010) Prof. Dr. Farid Anfasa Moeloek pada peresmian yayasan itu, Rabu (8/11), di Jakarta.
Moeloek yang baru dipilih sebagai President Elect Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam Muktamar IDI XXIV di Malang mengungkapkan, berdasarkan laporan United Nation Development Program (UNDP) tahun 1999, Indonesia menempati peringkat ke-105 dari 180 negara dalam penilaian Indeks Pembangunan Indonesia (Human Development Index/ HDI).
Indeks itu sesungguhnya merupakan etalase yang mencerminkan tingkat kemakmuran, kesejahteraan, dan kesehatan suatu negara. Ada tiga domain yang dinilai HDI, yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi atau pendapatan masyarakat. Ketiga domain itu saling terkait erat. Jika melihat gambaran tersebut artinya sebagian besar orang-orang Indonesia sati ini dalam kondisi tidak sehat (sakit-sakitan), tidak berpendidikan (bodoh), dan tidak kaya (miskin).
”Sulit dibayangkan bagaimana bangsa Indonesia mampu berkopetensi dalam era globalisasi dengan kondisi itu. Bagaimana bisa berkopetensi dengan Kanada, A.S, dan Jepang yang masing-masing menduduki ranking satu, dua, dan tiga. Bahkan dengan negara-negara di ASEAN yang berada di peringkat antara 10 sampai 30-an,” ujar Moeloek.
”Jika otak adalah cip komputer, gizi kurang dan kesehatan rendah sksn membuatnya menjadi cip dengan memori  rendah. Dalam kondisi itu, sulit memasukkan ilmu dan teknologi. Selain itu, tingginya polusi timah hitam dari gas buangan mobil ikut menurunkan kapasitas intelegensia anak-anak Indonesia, ditambah ancaman penyakit akibat asap rokok,” paparnya.
                                                                                     Kompas

  1. Prediksikan isi tiap bacaan berdasarkan skemata kalian berdasarkan judul, gambar, isi bacaan.
      Teks 1:




      Teks 2:







  1. Susunlah 10 pertanyaan berdasarkan judul, gambar, dan isi kedua bacaan tersebut di atas secara berkelompok.
      (1)....................................................................................................................................

(2)....................................................................................................................................

(3)....................................................................................................................................

(4)....................................................................................................................................

(5)....................................................................................................................................

(6)....................................................................................................................................

(7)....................................................................................................................................

(8)....................................................................................................................................

(9)....................................................................................................................................
.
(10)..................................................................................................................................

  1. Carilah jawaban dari pertanyaan yang kalian susun sendiri secara berkelompok (pertanyaan-jawaban) secara berkelompok.
(1)....................................................................................................................................

(2)....................................................................................................................................

(3)....................................................................................................................................

(4)....................................................................................................................................

(5)....................................................................................................................................

(6)....................................................................................................................................

(7)....................................................................................................................................

(8)....................................................................................................................................

(9)....................................................................................................................................
.
(10)..................................................................................................................................

  1. Carilah jawaban dari pertanyaan penuntun berikut ini secara berkelompok ahli.
(1) Ide pokok tiap paragraf:
(a)    Ide pokok paragraf 1 teks 1..........................................................

(b)   Ide pokok paragraf 2 teks 1...................................................................


(c)    Ide pokok paragraf 3 teks 1.......................................................................

(d)   Ide pokok paragraf 4 teks 1.....................................................................


(e)    Ide pokok paragraf 5 teks 1......................................................................

(f)    Ide pokok paragraf 1 teks 2...........................................................................................

(g)   Ide pokok paragraf 2 teks 2.......................................................................

(h)   Ide pokok paragraf 3 teks 2......................................................................


(i)     Ide pokok paragraf 4 teks 2......................................................................

(j)     Ide pokok paragraf 5 teks 2.....................................................................



(2) Perbedaan kedua teks …………………………………….
Teks 1………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….

Teks 2:

     



      Persamaan kedua teks bacaan………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

(3) Ringkasan tiap bacaan:
Teks 1:









Teks 2:








Tes Individual:
Ringkaslah kedua teks bacaan berdasarkan bahasa sendiri.



  1. Penilaian psikomotor (penilaian kelompok) saat kegiatan prabaca, saatbaca, pascabaca
Acuan Kriteria soal:
1. Pertanyaan-jawaban skor 20
2. Ide pokok paragraf skor 20
3. Perbedaan/persamaan bacaan skor 20
4. Ringkasan bacaan skor 20
5. Sistematika bacaan skor 20

  1. Penilaian kognitif (tes tertulis individual)
Acuan Kriteria soal:
  1. Inferensi rincian penguat skor 20
  2. Inferensi sebab akibat skor 20
  3. Bahasa dan Ejaan skor 20
  4. Kerapian tulisan skor 20
  5. Kelanjutan hasil prediksi skor 20

  1. Penilaian afektif : saat prabaca, saatbaca, pascabaca
Aspek yang dinilai:
1.      Dapat mengungkapkan pemahaman bacaan secara utuh.
2.      Menghubungkan bacaan yang dipelajari dengan pengalaman.
3.      Berusaha mengumpulkan informasi, menggunakan sumber belajar.
4.      Menajamkan daya pikir, lebih kritis, dan berpikir ke tingkat lebih tinggi.
5.      Memiliki tanggung jawab terhadap tugas dan dapat melakukan pilihan.
6.      Berinteraksi dan berbagi pengalaman dengan teman, bekerja sama dalam kelompok belajar untuk evaluasi diri dan melakukan refleksi.
7.      Mengumpulkan tugas tepat waktu.
Bobot:
 0      7  =  K  (Kurang)
 8  -   14  =  C   (Cukup)
 15 –  21 =  B   (Baik)
PETUNJUK BELAJAR
Kegiatan prabaca :
 1.  Surveilah judul bacaan, gambar dan isi kedua bacaan berdasarkan skematamu    (pengalaman dan pengetahuanmu) sekilas (survei).
2.  Susunlah pertanyaan yang berhubungan dengan judul, gambar, dan isi kedua bacaan secara berkelompok (questioning) sebanyak 10 pertanyaan.
                                                                                
Kegiatan saatbaca:
1. Bacalah lebih mendetail secara kelompok (read) untuk mencari jawaban pertanyaan yang kalian susun,
2. Tukarlah pekerjaan kalian dengan kelompok lain untuk saling mengoreksi pertanyaan-jawaban kalian,
3. Carilah jawaban pertanyaan penuntun ini (a) ide pokok tiap paragraf kedua teks bacaan, (b)  perbedaan /persamaan dua bacaan tersebut, dan (recite) (c) isi ringkasan tiap bacaan dalam beberapa kalimat dengan bahasamu sendiri secara kelompok.
Bagilah tugas pertanyaan penuntun di atas secara rata dengan anggota kelompok kooperatifmu.
Misalnya, tugas no (a) dikerjakan satu orang, tugas no (b) dikerjakan satu orang, tugas no (c) dikerjakan oleh satu orang.
Bergabunglah dengan tiap kelompok yang mempunyai tugas sejenis untuk mendiskusikan tugasmu dalam diskusi ahli untuk mencari jawaban pertanyaan penuntun tersebut.
Kembalilah ke kelompok asalmu untuk melaporkan hasil perolehanmu dari diskusi ahli, dan tulislah secara lengkap jawaban nomor (a), (b), (c) secara individual.

Kegiatan pascabaca:
1.      a. Laksanakan (review) diskusi kelas dengan dipandu oleh gurumu untuk menyamakan konsep jawaban pertanyaan penuntun tersebut pada nomor 5 a, 5 b, dan 5 c setelah membaca ulang.
b.  Bila ada perbedaan pendapat klarifikasikan kepada gurumu.
c.   Laksanakan tes tertulis individual : tulislah isi ringkasan kedua bacaan dalam beberapa kalimat dengan bahasamu sendiri.




INFORMASI
TEKS 1
Kesehatan Perlu Dijadikan Tujuan Utama Pembangunan



Di sejumlah Negara ASEAN, kesehatan belum menjadi arus utama dalam pembangunan. Karena itu, setiap pemerintahan di ASEAN  harus diyakinkan untuk menjadikan kesehatan sebagai tujuan utama dalam pembangunan. Introduksi Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) sebagai salah satu ukuran kemajuan suatu Negara, menegaskan pentingnya kesehatan dalam rencana pembangunan nasional.
Demikian penekanan menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan, Basri Hasanuddin, pada pembukaan Pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN ke-5, Jumat (28/4) di Yogyakarta.
Kerja sama regional diyakini sebagai kunci kesiapan untuk memasuki era globalisasi dan liberalisasi perdagangan. Untuk menindaklanjuti “Visi ASEAN 2020” yang diadopsi para kepala Negara ASEAN dan memperkuat kerja sama untuk mencapai “ASEAN Sehat 2020”, sepuluh menteri kesehatan ASEAN mengadakan pertemuan pada 28-29 April 2000 di Yogyakarta. Pertemuan didahului oleh pertemuan para pejabat senior.
Basri Hasanuddin menggarisbawahi pentingnya kerja sama dan pentingnya bertukar pengalaman. “Dengan bertukar pengalaman kita bisa belajar dari kebijakan tiap-tiap Negara, pendekatan, pengetahuan, teknis, dan pengalaman. Saat ini tak ada satu pun Negara yang benar-benar independent. Dalam banyak hal, kita harus bekerja sama untuk mengatasi masalah dalam berbagai aspek dan dimensi, termasuk kesehatan, gizi, dan farmasi untuk menghadapi millennium mendatang,” ujarnya.
Sementara itu, Achmad Sujudi menjelaskan, meskipun antara tahun 1991-2000 tidak ada Pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN, ada pertemuan periodic subkomite kesehatan dan Gizi. Gugus Tugas tentang HIV/AIIDS kelompok kerja teknis bidang farmasi serta pertemuan mengenai berbagai masalah kesehatan lain. Pertemuan-pertemuan telah dilakukan, namun hasil pertemuan belum optimal.









Teks 2:
Kesehatan Harus Jadi Arus Utama Pembangunan


Kesehatan harus dipandang sebagai midstream pembangunan bersama pendidikan dan ekonomi. Kesehatan perlu dipandang sebagai investasi, bukan lagi sebagai cost atau biaya seperti yang dipahami saat ini. Hal itu dikemukakan Ketua Badan Pengurus Yayasan Indonesia Sehat 2010 (YIS 2010) Prof. Dr. Farid Anfasa Moeloek pada peresmian yayasan itu, Rabu (8/11), di Jakarta.
Moeloek yang baru dipilih sebagai President Elect Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam Muktamar IDI XXIV di Malang mengungkapkan, berdasarkan laporan United Nation Development Program (UNDP) tahun 1999, Indonesia menempati peringkat ke-105 dari 180 negara dalam penilaian Indeks Pembangunan Indonesia (Human Development Index/ HDI).
Indeks itu sesungguhnya merupakan etalase yang mencerminkan tingkat kemakmuran, kesejahteraan, dan kesehatan suatu negara. Ada tiga domain yang dinilai HDI, yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi atau pendapatan masyarakat. Ketiga domain itu saling terkait erat. Jika melihat gambaran tersebut artinya sebagian besar orang-orang Indonesia sati ini dalam kondisi tidak sehat (sakit-sakitan), tidak berpendidikan (bodoh), dan tidak kaya (miskin).
”Sulit dibayangkan bagaimana bangsa Indonesia mampu berkopetensi dalam era globalisasi dengan kondisi itu. Bagaimana bisa berkopetensi dengan Kanada, A.S, dan Jepang yang masing-masing menduduki ranking satu, dua, dan tiga. Bahkan dengan negara-negara di ASEAN yang berada di peringkat antara 10 sampai 30-an,” ujar Moeloek.
”Jika otak adalah cip komputer, gizi kurang dan kesehatan rendah sksn membuatnya menjadi cip dengan memori  rendah. Dalam kondisi itu, sulit memasukkan ilmu dan teknologi. Selain itu, tingginya polusi timah hitam dari gas buangan mobil ikut menurunkan kapasitas intelegensia anak-anak Indonesia, ditambah ancaman penyakit akibat asap rokok,” paparnya.
                                                                                     Kompas

  1. Prediksikan isi tiap bacaan berdasarkan skemata kalian berdasarkan judul, gambar, isi bacaan.
      Teks 1:




      Teks 2:







  1. Susunlah 10 pertanyaan berdasarkan judul, gambar, dan isi kedua bacaan tersebut di atas secara berkelompok.
      (1)....................................................................................................................................

(2)....................................................................................................................................

(3)....................................................................................................................................

(4)....................................................................................................................................

(5)....................................................................................................................................

(6)....................................................................................................................................

(7)....................................................................................................................................

(8)....................................................................................................................................

(9)....................................................................................................................................
.
(10)..................................................................................................................................

  1. Carilah jawaban dari pertanyaan yang kalian susun sendiri secara berkelompok (pertanyaan-jawaban) secara berkelompok.
(1)....................................................................................................................................

(2)....................................................................................................................................

(3)....................................................................................................................................

(4)....................................................................................................................................

(5)....................................................................................................................................

(6)....................................................................................................................................

(7)....................................................................................................................................

(8)....................................................................................................................................

(9)....................................................................................................................................
.
(10)..................................................................................................................................

  1. Carilah jawaban dari pertanyaan penuntun berikut ini secara berkelompok ahli.
(1) Ide pokok tiap paragraf:
(a)    Ide pokok paragraf 1 teks 1..........................................................

(b)   Ide pokok paragraf 2 teks 1...................................................................


(c)    Ide pokok paragraf 3 teks 1.......................................................................

(d)   Ide pokok paragraf 4 teks 1.....................................................................


(e)    Ide pokok paragraf 5 teks 1......................................................................

(f)    Ide pokok paragraf 1 teks 2...........................................................................................

(g)   Ide pokok paragraf 2 teks 2.......................................................................

(h)   Ide pokok paragraf 3 teks 2......................................................................


(i)     Ide pokok paragraf 4 teks 2......................................................................

(j)     Ide pokok paragraf 5 teks 2.....................................................................



(2) Perbedaan kedua teks …………………………………….
Teks 1………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….

Teks 2:

     



      Persamaan kedua teks bacaan………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

(3) Ringkasan tiap bacaan:
Teks 1:









Teks 2:








Tes Individual:
Ringkaslah kedua teks bacaan berdasarkan bahasa sendiri.



  1. Penilaian psikomotor (penilaian kelompok) saat kegiatan prabaca, saatbaca, pascabaca
Acuan Kriteria soal:
1. Pertanyaan-jawaban skor 20
2. Ide pokok paragraf skor 20
3. Perbedaan/persamaan bacaan skor 20
4. Ringkasan bacaan skor 20
5. Sistematika bacaan skor 20

  1. Penilaian kognitif (tes tertulis individual)
Acuan Kriteria soal:
  1. Inferensi rincian penguat skor 20
  2. Inferensi sebab akibat skor 20
  3. Bahasa dan Ejaan skor 20
  4. Kerapian tulisan skor 20
  5. Kelanjutan hasil prediksi skor 20

  1. Penilaian afektif : saat prabaca, saatbaca, pascabaca
Aspek yang dinilai:
1.      Dapat mengungkapkan pemahaman bacaan secara utuh.
2.      Menghubungkan bacaan yang dipelajari dengan pengalaman.
3.      Berusaha mengumpulkan informasi, menggunakan sumber belajar.
4.      Menajamkan daya pikir, lebih kritis, dan berpikir ke tingkat lebih tinggi.
5.      Memiliki tanggung jawab terhadap tugas dan dapat melakukan pilihan.
6.      Berinteraksi dan berbagi pengalaman dengan teman, bekerja sama dalam kelompok belajar untuk evaluasi diri dan melakukan refleksi.
7.      Mengumpulkan tugas tepat waktu.
Bobot:
 0      7  =  K  (Kurang)
 8  -   14  =  C   (Cukup)
 15 –  21 =  B   (Baik)

9 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. TEKS 1
    TEROR-TEROR TERHADAP UPAYA PENGUNGKAPAN KORUPSI DANA KEMANUSIAAN PENGUNGSI POSO
    Bertahun-tahun, korupsi dana kemanusiaan pengungsi tidak pernah terungkap ke permukaan. Karena, selama ini, perhatian publik lebih terfokus ke kekerasan yang secara berulang terjadi dan tidak pernah berakhir di sana. Kasus ini juga tertutup rapi, karena praktek korupsinya berbentuk jejaring yang melibatkan aparat penegak hukum, politisi, pengusaha, hingga preman. Dimana masing-masing pihak berusaha untuk menutupi dan melindungi korupsi yang dilakukan anggota jaringannya.
    Namun, ketika upaya pengungkapan korupsi dana kemanusiaan pengungsi Poso berlangsung massif dalam lima bulan terakhir, maka rangkaian teror dan kekerasan mulai marak terjadi. Ancaman pembunuhan dan kekerasan mulai marak terjadi. Ancaman pembunuhan dan kekerasan terhadap anggota masyarakat dan aktivis organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam upaya pengungkapan korupsi dana kemanusiaan pengungsi Poso mulai muncul di mana-mana. Pemboman dua kantor Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil (LPMS) Poso dan Pusat Rekonsiliasi Konflik Poso (PRKP) pada tanggal 28 April 2005, merupakan puncak dari teror dan ancaman kekerasan itu.
    Pengeboman yang terjadi di Pasar Tentena, Poso, juga terindikasi merupakan bagian dari upaya untuk mengalihkan isu pengungkapan korupsi dana kemanusiaan Poso. Hal ini terlihat dari keberhasilan aparat keamanan menangkap 3 orang –Ahmad Laparigi, Andi Makassau, dan Abdul Kadir Sidik—yang diduga terlibat dalam kasus korupsi dana kemanusiaan pengungsi Poso dan pelaku yang dituduh terlibat dalam peristiwa pengeboman tersebut. Seperti diketahui, ketiganya adalah pelaku yang terlibat dalam kasus korupsi dana kemanusiaan pengungsi Poso dan pelaku yang dituduh terlibat dalam sejumlah pembunuhan dan penembakan di Poso sebelum ini. Ketiganya, saat ini, tengah menjalani sidang pemeriksaan Pengadilan Negeri Poso. Karena di antara mereka terlibat dalam dugaan korupsi dana kemanusiaan senilai Rp2,2 milyar dan pembunuhan Kepala Desa Pinedapa, Kecamatan Poso Pesisir, tahun lalu.

    -Lusi Adiana FKIP UNIM (5.09.06.13.0.010)

    BalasHapus
  3. IDE POKOK
    Teks 1 : Bom Poso Dan Korupsi Dana Kemanusiaan Korban Kerusuhan Poso
    • Paragraf 1
    Tragedi kemanusiaan Poso yang terjadi sejak 1998 memakan korban tidak sedikit.
    • Paragraf 2
    Tragedi kemanusiaan Poso tidak pasti kapan akan berakhir.
    • Paragraf 3
    Peristiwa pemboman ini tidak serta-merta merupakan kekerasan antar-komunitas, tetapi memiliki motif-motif ekonomi politik yang sangat kental.
    • Paragraf 4
    Pemerintah pusat telah mengucurkan dana tidak kurang Rp. 162 milyar, untuk membiayai penduduk Poso karena kerusuhan.
    • Paragraf 5
    Dalam pelaksanaannya, proyek-proyek bantuan kemanusiaan itu sarat korupsi.
    • Paragraf 6
    Pembayaran palsu kepada pengungsi.
    • Paragraf 7
    Modus lain, munculnya ribuan nama asing di desa/kelurahan tertentu.
    • Paragraf 8
    Kerugian negara, dalam kasus ini, mencapai sekitar Rp. 8 milyar.
    • Paragraf 9
    Modus ini, secara telanjang mata, terjadi dalam kasus bantuan jadup dan bedup.
    • Paragraf 10
    Angka-angka itu, benar-benar merupakan hasil penggelembungan. Karena, jumlah penduduk Kecamatan Poso Kota hanya 6.367 kepala keluarga dan Poso Pesisir sejumlah 5.148 kepala keluarga.
    • Paragraf 11
    Tentu saja, penggelembungan jumlah keluarga pengungsi untuk jadup dan bedup mengakibatkan angka kerugian negara jauh lebih besar.
    -Lusi Adiana FKIP UNIM (5.09.06.13.0.010)

    BalasHapus
  4. Fakta
    - Tragedi kemanusiaan Pos yang terjadi sejak tahun 1998 memakan korban yang tidak sedikit.
    - Peledakan bom di Tentena, poso pada tanggal 28 Mei 2005 yang menewaskan 21 orang dan mencederai lebih dari 70 orang.
    - Peristiwa pengoboman ini merupakan kekerasan antar komunitas tetapi memliki motif ekonomi politik.
    - Dalam pelaksanannya proyek-proyek bantuan kemanusiaan itu syarat korupsi.
    - Secara telanjang mata, terjadi dalam kasus bantuan sadup dan bedup.
    - Penggelembungan jumlah keluarga perngungsi untuk sadup dan bedup mengakibatkan angka kerugian negara jauh lebih besar.

    Pendapat (Opini)
    Menurut pendapat saya dengan adanya peledakan bom di Tentena Poso sebaiknya pemerintah memperhatikan betul nasib selanjunya masyarakat di Poso dan menjamin semua yang menjadi kebutuhan baik soal sadup maupun bedup. Tidak hanya bisa menyalahgunakan bantuan negara, untuk kesejahteraan masyarakat terhadap orang-orang yang bertanggung jawab.

    -Lusi Adiana FKIP UNIM (5.09.06.13.0.010)

    BalasHapus
  5. Teks 2 : Teror-Teror Terhadap Upaya Pengungkapan Korupsi Dana Kemanusiaan Pengungsi Poso
    • Paragraf 1
    Bertahun-tahun, korupsi dana kemanusiaan pengungsi tidak pernah terungkap ke permukaan.
    • Paragraf 2
    Tetapi, ketika upaya pengungkapan korupsi dana kemanusiaan pengungsi Poso berlangsung massif dalam lima bulan terakhir, maka rangkaian teror dan kekerasan mulai marak terjadi.
    • Paragraf 3
    Pengeboman yang terjadi di Pasar Tentena, Poso, juga terindikasi merupakan bagian dari upaya untuk mengalihkan isu pengungkapan korupsi dana kemanusiaan Poso.

    Fakta
    - Bertahun-tahun, korupsi dana kemanusiaan pengungsi tidak pernah terungkap ke permukaan.
    - Kasus ini juga tertutup rapi, karena praktek korupsinya berbentuk jejaring yang melibatkan aparat penegak hukum, politisi, pengusaha, hingga preman.
    - Ancaman pembunuhan dan kekerasan mulai marak terjadi.
    - Pengeboman yang terjadi di Pasar Tentena, Poso, juga terindikasi merupakan bagian dari upaya untuk mengalihkan isu pengungkapan korupsi dana kemanusiaan Poso.

    Pendapat (Opini)
    Dugaan korupsi dana kemanusiaan senilai Rp2,2 milyar dan pembunuhan Kepala Desa Pinedapa, Kecamatan Poso Pesisir, tahun lalu.

    -Lusi Adiana FKIP UNIM (5.09.06.13.0.010)

    BalasHapus
  6. 1. Ada berapa korban pada tragedi kemanusiaan Poso yang terjadi pada tahun 1998 tahun lalu?
    • Tragedi kemanusiaan poso yang terjadi tahun 1998 memakan korban tidak sedikit, lebih dari 1000 penduduk meninggal, ratusan lainnya cidera, ribuan rumah dan bangunan terbakar, puluhan ribu orang berulang – ulang menjadi pengungsi.
    2. Kapan terjadi peledakan bom di tentena poso?
    • Peledakan bom di tentena , poso terjadi pada tanggal 28 Mei 2005
    3. Apakah motif dari peristiwa pengeboman di tentena Poso?
    • Peristiwa mengeboman di Tentena Poso cenderung bermotifkan usaha untuk mengalihkan isu korupsi dana kemausiaan konflik poso.
    4. Meliputi apa sajakah yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Sulawesi Tengah?
    • Yang menjadi tanggung jawab Dinas kesejahteraan Sosial provinsi Sulawesi Tengah yaitu meliputi Sadup, bedup, BR, Biaya Pengungsi
    5. Ada berapa besar penggelembungan kepala keluarga akibat konflik poso?
    • Terjadi penggelembungan sekitar 15.895 keplaa keluarga
    6. Siapakah yang terlibat praktik korupsi hingga kasus ini tertutup rapi sampai saat ini?
    • Jaringan yang terlibat antara lain aparat penegak hukum, politisi, pengusaha dan preman.

    -Lusi Adiana FKIP UNIM (5.09.06.13.0.010)

    BalasHapus
  7. TEKS 1

    BOM POSO DAN KORUPSI DANA KEMANUSIAAN KORBAN KERUSUHAN POSO

    Tragedi kemanusiaan Poso yang terjadi sejak 1998 memakan korban tidak sedikit. Lebih 1.000 penduduk meninggal, ratusan lainnya cedera, ribuan rumah, dan bangunan terbakar, puluhan ribu orang berulang-ulang menjadi pengungsi. Inilah peristiwa paling kelam dalam sejarah kemanusiaan Poso.
    Tragedi kemanusiaan Poso tidak pasti kapan akan berakhir. Peledakan bom di Tentena, Poso, pada tanggal 28 Mei 2005, yang menewaskan 21 orang dan mencederai lebih dari 70 orang menunjukkan bahwa aparat keamanan telah gagal memberikan jaminan rasa aman kepada warga selama tujuh tahun ini.
    Di tengah-tengah tingginya tingkat saling percaya antar-komunitas yang berbeda agama dan suku di Poso saat ini, maka peristiwa peledakan bom di Tentena, bagaimanapun mengundang tanda tanya berkenaan dengan motif dan pelaku peristiwa tersebut. Bahwa, peristiwa pemboman ini tidak serta-merta merupakan kekerasan antar-komunitas, tetapi memiliki motif-motif ekonomi politik yang sangat kental. Paling penting di antaranya adalah bahwa peristiwa pemboman ini cenderung bermotifkan usaha untuk mengalihkan isu korupsi dana kemanusiaan pengungsi Poso
    Pemerintah pusat telah mengucurkan dana tidak kurang Rp. 162 milyar, untuk membiayai penduduk Poso karena kerusuhan. Dinas Kesejahteraan Sosial Propinsi Sulawesi Tengah, yang dipimpin Saudara Andi Azikin Suyuti adalah penanggungjawab pengelolaan dana sebanyak itu untuk lauk-pauk, jaminan hidup (jadup), dan bekal hidup (bedup), bahan bangunan rumah (BBR), dan biaya pemulangan pengungsi. Itu di luar Rp 35 milyar untuk pembangunan rumah tinggal sementara (RTS), yang dikelola Dinas Kimpraswil Sulawesi Tengah.
    Dalam pelaksanaannya, proyek-proyek bantuan kemanusiaan itu sarat korupsi. Modusnya bermacam-macam. Pertama, pemotongan hak-hak pengungsi. Ini terjadi dalam pelbagai kasus, mulai dari jadup dan bedup, BBR, hingga pemulangan pengungsi. Investigasi kami di lapangan dalam proyek BBR, bisa dilihat bagaimana modus ini terjadi. Nilai BBR untuk setiap rumah adalah Rp. 4,5 juta. Temuan kami di 20 desa sampel menunjukkan rata-rata keluarga hanya menerima Rp. 2,5 juta. Dalam catatan kami, ada sekitar 6.000 unit BBR, sehingga jika pola desa itu digunakan juga di desa-desa lain, maka terdapat sekitar Rp. 12 milyar hak penduduk Poso telah dijarah koruptor.
    Kedua, pembayaran palsu kepada pengungsi. Contohnya, dalam proyek pengembalian pengungsi. Dalam proyek ini, banyak warga desa/kelurahan yang dicatut namanya telah .....

    -Lusi Adiana FKIP UNIM (5.09.06.13.0.010)

    BalasHapus
  8. lanjutan

    menerima dana pengembalian pengungsi, lengkap dengan tanda tangan mereka. Pada saat daftar rekapitulasi pemulangan pengungsi diperlihatkan, mereka hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, karena sama sekali tidak pernah menerima dan tanda tangan yang tertera berbeda dengan tanda tangan asli miliknya.
    Modus lain, munculnya ribuan nama asing di desa/kelurahan tertentu. Beberapa Kepala Desa menyatakan tidak memiliki warga, seperti tercantum dalam daftar rekapitulasi pengungsi. Tetapi, orang-orang itu dilaporkan sudah menerima dana pemulangan pengungsi. Lebih aneh lagi, karena nama-nama asing itu memiliki tanda tangan yang seragam.
    Dalam kasus ini, investigasi kami mendapatkan praktek manipulasi yang sangat telanjang. Lebih ari 4.300 pengungsi yang dilaporkan sudah menerima dana pemulangan pengungsi, 60% di antaranya adalah penduduk fiktif atau penduduk yang dipalsukan tanda tangannya. Kerugian negara, dalam kasus ini, mencapai sekitar Rp. 8 milyar.
    Ketiga, penggelembungan jumlah pengungsi. Modus ini, secara telanjang mata, terjadi dalam kasus bantuan jadup dan bedup. Dilaporkan bahwa jumlah pengungsi Poso yang memperoleh jadup dan bedup mencapai 31.326 kepala keluarga. Jumlah paling besar adalah Poso Kota sebanyak 11.726 kepala keluarga dan Kecamatan Poso Pesisir sejumlah 9.563 kepala keluarga.
    Angka-angka itu, benar-benar merupakan hasil penggelembungan. Karena, jumlah penduduk Kecamatan Poso Kota hanya 6.367 kepala keluarga dan Poso Pesisir sejumlah 5.148 kepala keluarga. Artinya, terjadi penggelembungan penduduk sebanyak 5.359 kepala keluarga di Poso Kota dan 4.415 kepala keluarga di Poso Pesisir atau sebanyak 9.774 kepala keluarga, di kedua kecamatan itu. Karena, setiap kepala keluarga memperoleh Rp. 2,5 juta untuk jadup dan bedup, maka dalam kasus penggelembungan ini saja uang negara telah raib sekitar Rp. 24,4 milyar.
    Tentu saja, penggelembungan jumlah keluarga pengungsi untuk jadup dan bedup mengakibatkan angka kerugian negara jauh lebih besar. Karena, angka yang realistis untuk keluarga pengungsi akibat konflik Poso hanya sekitar 15.430 kepala keluarga, dibanding 31.325 kepala keluarga berdasarkan versi resmi Dinkesos Propinsi Sulawesi Tengah. Artinya, terjadi penggelembungan sekitar 15.895 kepala keluarga. Dengan jumlah itu, paling sedikit telah terjadi penjarahan uang negara sekitar Rp. 39,7 milyar.

    -Lusi Adiana FKIP UNIM (5.09.06.13.0.010)

    BalasHapus